Rabu, 20 Februari 2013

Shalawat dan bacaanya


Tulisan ini hanyalah Ringkasan dari buku Sifat Shalat Nabi (Syeikh Muhammad Nashiruddin al-Albani), untuk lebih rinci dan jelas silahkan memiliki bukunya yang telah banyak diterjemahkan ke bahasa Indonesia.

BACAAN SHALAWAT
Makna Shalawat.
Makna Shalawat kepada Nabi  صلی الله عليه وسلم yang paling baik yang pernah disebutkan adalah yang disebutkan oleh 'Abdul 'Aliyah: "Shalawat Allah kepada Nabi-Nya adalah pujian-Nya dan pemulian-Nya. Adapun Shalawat para Malaikat dan yang lainnya kepada Beliau  صلی الله عليه وسلم adalah permohonan shalawat dari Allah. Maksudnya memohonkan tambahan shalawat, bukan memohonkan shalawat"
Hal ini dijelaskan oleh al-Hafizh Ibnu Hajar as-Qolani dalam Fat-hul Baari. Ibnul Qayyim juga telah merinci pembahasan ini dalam Jalaa-ul Afhaam. Hendaklah pembaca melihat pembahasan tsb, Allahul Mustha'aan

Beliau  صلی الله عليه وسلم mengucapkan shalawat kepada dirinya sendiri pada tasyahhud awal  dan yang lainnya (Diriwayatkan oleh Abu 'Awanah dalam shahihnya II/324, juga oleh An-Nasa'i ), Tidak ada dalil untuk mengkhususkan pada tasyahhud tertentu misal pada tasyahhud awal saja atau tasyahhud akhir saja.

Beliau  صلی الله عليه وسلم  mensyariatkan bacaan  shalawat ini pada umatnya untuk bershalawat setelah mengucapkan salam kepadanya (Assalamu 'alan Nabi) dan beliau mengajarkan bermacam-macam bacaan shalawat kepada Beliau  صلی الله عليه وسلم

Para Shahabat bertanya "Wahai Rasulullah, engkau telah mengajarkan kami bagaimana cara kami mengucapkan salam kepadamu (maksudnya dalam tasyahhud), lalu bagaimanakah cara kami mengucapkan shalawat kepadamu?"
Beliau  صلی الله عليه وسلم menjawab:   "Ucapkanlah Allahumma Shalli 'Alaa Muhammad....... dan seterusnya (Al-hadits)'

Beliau tidak mengkhususkan tasyahhud  satu dengan yang lainnya, oleh karena itu disini ada dalill yang menunjukkan disyari'atkan juga membaca shalawat kepada beliau pada tasyahhud pertama. 

"Dan Tidak satupun didapati dalam Hadits-Hadits yang Shahih Lafazh  "SAYYIDINA", Sehingga sangat mengherankan bila ada sebagian orang yang menggunakan Lafazh Sayyidina tanpa dapat menunjukkan dalil Haditsnya, sekiranya mereka dapat menunjukkan dalil yang Shahiih tentulah kita rujuk padanya"

Sesungguhnya kebaikan itu hanya ada pada mengikuti Sunnah Rasulullah صلی الله عليه وسلم Inilah mahzhab Imam Syafi'i sebagaimana yang ditulis dalam kitab beliau Al-Umm.

Inilah yang Shahih menurut para shahabat beliau (Imam Syafi'i),  dan telah ditulis oleh Imam Nawawi dalam Kitab Al-Majmuu' (III/460), Ar-Raudhah (I/263, cet. al-Maktab al-islami).
Pendapat ini juga dipilih oleh al-Wazir bin Hubairah al-Hanbali dalam al-Ifshaah, dinukil oleh Ibnu Rajab dalam Dzail ath-Thabaqaat (I/280), Juga oleh al-Hafizh Ibnu Hajar as-Qolani dalam Fathul Baari.

Shalawat dan lafazh-lafazhnya menurut Hadits-Hadits yang Shahiih
 Boleh diamalkan salah satunya yang mudah di hapal, atau diamalkan bergantian, terkadang yang ini terkadang yang lain pada masing-masing shalat, sehingga kita telah mengamalkan semuanya menurut Sunnah.

1. Dari Riwayat Ahmad dan Ath-Thahawi, Dalam riwayat Bukhari Muslim Tanpa Lafazh DALAM KURUNG
"ALLAHUMMA SHALLI 'ALAA MUHAMMAD WA'ALAA ('AHLII BAITIHI) WA'ALAA AZWAAJIHI WAZHURRIYATIHII,  KAMA SHOLAITA 'ALAA 'ALI IBRAHIM,  INNAKA HAMIIDUN MAJIID, WABARIK 'ALAA MUHAMMAD, WA'ALAA ('AHLII BAITIHI) WA'ALAA AZWAAJIHI WAZHURRIYATIHII, KAMA BARAKTA 'ALAA 'AALI IBRAHIM INNAKA HAMIIDUN MAJIID"

2. Dari Riwayat al-Bukhari Muslim, an-Nasa'i dalam 'Amalul Yaumi wal Lailah, al-Humaidi, Ibnu Mandah.
"ALLAHUMMA SHALLI 'ALAA MUHAMMAD,  WA'ALAA 'ALII MUHAMMAD ,  KAMA SHOLAITA 'ALAA  IBRAHIIM, WA'ALAA 'ALI IBRAHIM,  INNAKA HAMIIDUN MAJIID, ALLAHUMMA BARIK 'ALAA MUHAMMAD, WA'ALAA 'ALI MUHAMMAD, KAMA BARAKTA 'ALAA IBRAHIM WA'ALAA 'ALI IBRAHIM INNAKA HAMIIDUN MAJIID "

3. Dari Riwayat Ahmad, an-Nasa'i, Abu Ya'la dalam Musnadnya no.44/2.
"ALLAHUMMA SHALLI 'ALAA MUHAMMAD, WA'ALAA 'ALI MUHAMMAD,  KAMA SHOLAITA 'ALAA IBRAHIM,  WA 'AALI IBRAHIM, INNAKA HAMIIDUN MAJIID, WABARIK 'ALAA MUHAMMAD, WA'ALAA 'ALII MUHAMMAD, KAMA BARAKTA 'ALAA IBRAHIM WA 'ALI IBRAHIM, INNAKA HAMIIDUN MAJIID"

4. Dari Riwayat Muslim, Abu 'Awanah, Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf (II/132/1), Abu Dawud, an-Nasa'i (159-11) dan dishahihkan oleh al-Hakim.
"ALLAHUMMA SHALLI 'ALAA MUHAMMAD ANNABIYYIL UMMIYI, WA 'ALAA 'ALI MUHAMMAD,  KAMA SHOLAITA 'ALAA 'ALI IBRAHIM, WA BARIK 'ALAA MUHAMMAD ANNABIYYIL UMMIYI, WA 'ALAA 'ALI MUHAMMAD, KAMA BARAKTA 'ALAA 'ALI IBRAHIM FIL 'ALAMIINA  HAMIIDUN MAJIID"

5. Dari Riwayat al-Bukhari, an-Nasa'i, ath-Thahawi, Ahmad dan Ismail al-Qhadi dalam Fadhlush Shalaati 'alan Nabi  صلی الله عليه وسلم.
"ALLAHUMMA SHALLI 'ALAA MUHAMMAD 'ABDIKA WA RASUULIKA,  KAMA SHOLAITA 'ALAA 'AALI IBRAHIM,   WABARIK 'ALAA MUHAMMAD  'ABDIKA WA RASUULIKA , WA 'ALAA 'AALI MUHAMMAD, KAMA BARAKTA 'ALAA  IBRAHIM WA 'ALA 'ALI IBRAHIM"

6. Dari Riwayat al-Bukhari, Muslim dan an-Nasa'i (164/59). 
"ALLAHUMMA SHALLI 'ALAA MUHAMMAD WA 'ALAA AZWAAJIHI WAZHURRIYATIHII,  KAMA SHOLAITA 'ALAA 'AALI IBRAHIM,  WABARIK 'ALAA MUHAMMAD, WA'ALAA AZWAAJIHI WAZHURRIYATIHII, KAMA BARAKTA 'ALAA 'AALI IBRAHIM INNAKA HAMIIDUN MAJIID"

7. Dari Riwayat an-Nasa'i, ath-Thahawi dan Abu Sa'id bi al-A'rabi dalam al-Mu'jam, Ibnul Qayyim dalamJalaa-ul Afhaam menisbatkan hadits ini kpd Muhammad bin Ishaq as-Siraj.
"ALLAHUMMA SHALLI 'ALAA MUHAMMAD WA 'ALAA 'ALI MUHAMMAD,  WABARIK 'ALAA MUHAMMAD, WA 'ALAA 'ALI MUHAMMAD, KAMA SHOLAITA WABARAKTA 'ALAA IBRAHIM WA 'ALI IBRAHIM, INNAKA HAMIIDUN MAJIID"

BERDO'A MINTA PERLINDUNGAN DARI(4) HAL.
Hal ini dilakukan pada duduk tasyahhud akhir saja, sebelum salam.
Rasulullah  صلی الله عليه وسلم bersabda:
"Jika salah seorang dari kalian telah selesai melakukan tasyahhud akhir, maka hendaklah dia berlindung kepada Allah Ta'ala dari Empat HAL, Hendaklah dia membaca "Ya Allah aku berlindung padaMu dari adzab neraka jahannam, adzab kubur, fitnah hidup dan mati, dan dari kejelekan fitnah al-Masih ad dajjal, kemudian dia berdo'a untuk dirinya dengan apa yang nampak baginya (apa yang disukainya)"

"ALLAAHUMMA INNII A'UDZUBIKA MIN 'ADZAABI JAHANNAM WA MIN 'ADZAABIL QABRI WA MIN FITNATIL MAHYAA WAL MAMAATI WA MIN SYARRI FITNATIL MASIIHID DAJJAAL."
(Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ahmad dengan Sanad yang Shahiih.)

Dari Abu Hurairah berkata; berkata Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam : "Apabila kamu telah selesai bertasyahhud maka hendaklah berlindung kepada Allah dari empat (4) hal, dia berkata:

"ALLAAHUMMA INNII A'UUDZUBIKA MIN 'ADZAABI JAHANNAMA WA MIN 'ADZAABIL QABRI WA MIN FITNATIL MAHYAA WAL MAMAATI WA MIN FITNATIL MASIIHID DAJJAAL."
artinya: "Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu dari siksa jahannam, siksa kubur, fitnahnya hidup dan mati serta fitnahnya Al-Masiihid Dajjaal." (Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Bukhari dan Muslim dengan lafadhz Muslim)

Kemudian (supaya) dia memilih do'a yang dia kagumi/senangi…(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad dan Al-Bukhari), kemudian baru mengucapkan salam kekanan dan kekiri.
Agar tidak menyalahi riwayat hadits Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam ini maka dalam tasyahhud awwal bacaannya berhenti sampai membaca sholawat pada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, sedang ta'awudz (berlindung dari 4 hal) ini dibaca hanya ketika tasyahhud akhir.
SALAM
Salam sebagai tanda berakhirnya gerakan sholat, dilakukan dalam posisi duduk tasyahhud akhir setelah membaca do'a minta perlindungan dari 4 fitnah atau tambahan do'a lainnya.
"Kunci sholat adalah bersuci, pembukanya takbir dan penutupnya (yaitu sholat) adalah mengucapkan salam." (Hadits dikeluarkan dan disahkan oleh Al Imam Al-Hakim dan Adz-Dzahabi)

Caranya
Dengan menolehkan wajah ke kanan seraya mengucapkan do'a salam kemudian ke kiri.
Dari 'Amir bin Sa'ad, dari bapaknya berkata: Saya melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memberi salam ke sebelah kanan dan sebelah kirinya hingga terlihat putih pipinya. (Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad, Muslim dan An-Nasa-i serta ibnu Majah)

Dari 'Alqomah bin Wa-il, dari bapaknya, ia berkata: Aku sholat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam maka beliau membaca salam ke sebelah kanan (menoleh ke kanan): "As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh." Dan kesebelah kiri: "As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi." (Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud)

Macam-macam Bacaan Salam
Kadang-kadang beliau membaca:
As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh --- As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh
atau
As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh --- As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi (Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah)
atau
As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi--- As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Muslim)
atau
As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi--- As Salamu'alaikum (Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad dan An-Nasa-i)
atau
As Salamu'alaikum dengan sedikit menoleh ke kanan tanpa menoleh ke kiri (Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Baihaqi dan Ath-Thabrani)

Gerak yang dilarang

Sering terlihat orang yang mengucapkan salam ketika menoleh ke-kanan dibarengai dengan gerakan telapak tangan dibuka kemudian ketika menoleh ke kiri tangan kirinya di buka. Gerakan tangan ini dilarang oleh shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Mengapa kamu menggerakkan tangan kamu seperti gerakan ekor kuda yang lari terbirit-birit dikejar binatang buas? Bila seseorang diantara kamu mengucapkan salam, hendaklah ia berpaling kepada temannya dan tidak perlu menggerakkan tangannya." [Ketika mereka sholat lagi bersama Rasullullah, mereka tidak melakukannya lagi].
Pada riwayat lain disebutkan: "Seseorang diantara kamu cukup meletakkan tangannya di atas pahanya, kemudian ia mengucapkan salam dengan berpaling kepada saudaranya yang di sebelah kanan dan saudaranya di sebelah kiri). (Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Muslim, Abu 'Awanah, Ibnu Khuzaimah dan At-Thabrani).
Diantara gerakkan bid’ah yang dilakukan saat salam adalah gerakkan yang dilakukan oleh orang syi’ah dengan menepukkan kedua tangannya di atas paha tiga kali, sebagai pengganti salam dengan menoleh ke kanan dan ke kiri. Hal seperti ini dilakukan oleh syi’ah Iran dan sekitarnya. Maksud dari gerakan itu adalah melaknat malaikat Jibril karena mereka mengatakan Jibril telah salah menyampaikan wahyu.

Diringkas dari Buku Sifat Shalat Nabi (Syeikh Muhammad Nashiruddin al-Albani)
Semoga bermanfaat, Allahu Musta'aan.

ketika dalam sholat berjama'ah, bahu dan kaki bertemu dengan bahu dan kaki ma'mum di sebelah kita: Dari Nu’man bin Basyir, ia berkata : Aku pernah mendengar Rasulullah Shollallahu’alayhi wa Sallam bersabda : “Hendaklah kamu benar-benar meluruskan shafmu, atau (kalau tidak;maka) Allah akan jadikan perselisihan di antaramu.” (Muttafaq ‘alayhi, Bukhari No. 717 dan Muslim No.436) Hadits ini juga telah diriwayatkan oleh Abu Dawud No. 552 dan Ahmad (IV:276) dan dishahihkan oleh al Albani dalam ash Shahihah no.32 secara lengkap, setelah membawakan hadits di atas, maka Nu’man bin Basyir radhiallahu ‘anhu berkata : “Maka saya (Nu’man bin Basyir) melihat seorang laki-laki (dari para Shahabat) menempelkan bahunya ke bahu yang ada disampingnya, dan lututnya dengan lutut yang ada disampingnya serta mata kakinya dengan mata kaki yang ada disampingnya).” Pernyataan Nu’man bin Basyir ini juga telah disebutkan oleh Imam Bukhari didalam kitab Shahihnya (II:447-Fat-hul Bari). Diriwayatkan pula Dari Ibnu Umar bahwasanya Rasulullah Shollallahu ’alayhi wa Sallam telah bersabda: “Luruskanlah shaf-shafmu! Sejajarkan antara bahumu (dengan bahu saudaranya yang berada disamping kanan dan kiri), isilah bagian yang masih renggang, berlaku lembutlah terhadap tangan saudaramu (yang hendak mengisi kekosongan atau kelonggaran shaf), dan janganlah kamu biarkan kekosongan yang ada di shaf untuk diisi oleh setan. Dan barangsiapa yang menyambung shaf, pastilah Allah akan menyambungnya, sebaliknya barangsiapa yang memutuskan shaf; pastilah Allah akan memutuskannya. (Shahih. Abu Dawud no:666, dan telah dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah, al Hakim, Nawawi dan al Albani. Lihat : Fat-hul Bari (II:447) dan Shahihut Targhib Wat Tarbib no:492

Tidak ada komentar:

Posting Komentar